apahabar.com, BANJARMASIN – Rasulullah SAW dan Ummul Mukminin Aisyah binti Abu Bakar Shiddiq RA memiliki sebuah rumah mungil yang ukurannya seperti sebuah kamar.
Tak ada kemewahan di sana. Tak ada perabotan bersepuh emas dan perak atau pilar yang tinggi menjulang.
Replika rumah Rasulullah SAW terdapat di museum yang berada di sebelah kanan masjid Nabawi. Jika hari biasa, lazimnya museum ini dibuka pada pagi hari, sekitar pukul 08.00 pagi sampai petang dengan dijeda setiap kali tiba waktu salat.
Kamar atau bilik nabi itu, posisinya berada di tenggara Masjid Nabawi. Letaknya adalah di makam Rasullah yang setiap waktu ramai dikunjungi jemaah. Kamar ini dibangun bersamaan dengan pembangunan Masjid Nabawi.
Bahan bakunya terdiri dari tanah liat, batu bata, dan pelepah kurma, lalu ditutup dengan kain bulu hewan.
Luasnya tidak lebih dari 3,5 meter x 5 meter. Pintunya terbuat dari kayu jinten saru (Juniperus Communis) atau jati yang menjadi jalan menuju Raudhah di dalam masjid. Rasulullah wafat dan dimakamkan di arah kiblat kamar ini. Setelah itu, bagian utara kamar ini menjadi tempat tinggal Aisyah.
Saking mungilnya, karena dalam sebuah riwayat, kaki Rasullah sering terjulur ke luar dari dalam kamar itu. Dan kadang pula nabi Muhammad sering tidur di depan pintunya. Mengapa? Ini karena ketika pulang di malam hari Rasullah sering mendapat Aisyah yang sudah tidur. Maka, nabi tak mau membangunkannya dan memilih tidur di depan pintu.
Ketika wafat, Abu Bakar dimakamkan di samping Rasulullah dengan jarak 1 hasta. Posisi kepalanya sejajar dengan pundak Rasulullah. Ketika Umar bin Khattab wafat, dia dimakamkan di dekat Abu Bakar dengan jarak 1 hasta.
Posisi kepalanya sejajar dengan pundak Abu Bakar.
Saat itu, bagian utara masih terus menjadi tempat tinggal Aisyah hingga akhir hayatnya. Ketika Aisyah wafat, dia dimakamkan di Baqi’. Setelah itu, tak ada lagi yang menghuni kamar Rasulullah.
Sumber: Irham.id